Minggu, 28 September 2008

asma Allah

Mercifull

Generous

Incomparably great

All knowing

Forbearing

Wise

Eternal

Bestower of blessing

Most compassionate

Opener

Forgiver

Accepter of repentance

Provider

Witness

Oh my Lord send salutation upon Muhammad

And upon the family of muhammad

Oh muslims send salutation upon him

Oh my Lord send salutation upon Muhammad

And upon the companions of muhammad

Oh believers send salutation upon him

Gentle

All aware

All hearing

All seeing

Majestic

Watchful

Granter of prayer

Forgiving

Thankful

Loving

Sustainer

Most kind

Patient

Most glorious

God is the greatest

God is the greatest

O most compassionate

Have compassion on our weakness

God is the greatest

God is the greatest

O forgiver, forgive our sins

God is the greatest

God is the greatest

O concealer, conceal our fault

God is the greatest

God is the greatest

O bestower of honour

Bestow honour on our ummah

God is the greatest

God is the greatest

O granter of prayer, answer our prayer

God is the greatest

God is the greatest

O gentle One, be gentle with us

by Sami yusuf Read More…

mother

Blessed is your face
Blessed is your name
My beloved
Blessed is your smile
Which makes my soul want to fly
My beloved
All the nights
And all the times
That you cared for me
But I never realised it
And now it’s too late
Forgive me

Now I’m alone filled with so much shame
For all the years I caused you pain
If only I could sleep in your arms again
Mother I’m lost without you

You were the sun that brightened my day
Now who’s going to wipe my tears away
If only I knew what I know today
Mother I’m lost without you


Mother... Mother... O my mother
How I long to see O mother
“Your mother, Your mother, Your mother”
Is the saying of your Prophet
In my heart, in my dreams
You are always with me mother
Read More…

Sabtu, 27 September 2008

Semalam bersama jibril dan mikail

Suatu hari rasulullah bertanya pada sahabatnya,’Di atara kalia apakah ada yang bermimpi ?’

Kami menjawab,

‘Tidak!’

Rasulullah lalu bersabda,

“tetapi aku tadi malam bermimpi. Aku didatangi 2 orang lelaki. Keduanya memegang tanganku dan membawaku keluar ke bumi suci. Tiba-tiba ada seorang lelaki sedang duduk dan seorang lelaki sedang berdiri. Lelaki yang berdiri itu memegang besi. Ia menancapkan besi itu pada rahang lelaki yang duduk hingga tembus ke tengkuk. Lalu melakukan hal yang sama pada rahang yang satunya. Kedua rahang itu remuk menjadi satu. Rahangnya pulih kembali seperti sedia kala dan lelaki itu kembali melakukan penyiksaan itu lagi.

Aku bertanya, ’Apa ini ?’

Kedua lelaki itu berkata, ’Ayo lanjutkan perjalanan!’

Kami meneruskan perjalanan hingga bertemu lelaki terlentang bertumpu pada tengkuknya. Di atas kepalanya ada lelaki berdiri memegang batu cadas atau batu keras dan licin dan menjatuhkan batu itu tepat pada kepala orang yang terlentang. Jika batu itu mengenainya, kepala itu hancur. Lelaki yang berdiri itu memungut kembali, dan tidak kembali pada orang yang terlentang kecuali untuk melumat kepalanya. Kepala itu lalu kembali pulih dan lelaki itu kembali melumatnya lagi.

Aku bertanya, ’Apa ini ?’

Kedua lelaki itu berkata, ’Ayo lanjutkan perjalanan!’

Kami meneruskan perjalanan menuju lubang seperti tungku. Atasnya sempit bawahnya luas. Di bawah dinyalakan api. Ternyata di dalamnya ada lelaki dan perempuan telanjang. Mereka dijilat nyala api dati bawah. Jika nyala itu mendekat mereka naik sampai hampir keluar. Jika nyala itu padam mereka kembali lagi ke bawah.

Aku bertanya, ’Apa ini ?’

Kedua lelaki itu berkata, ’Ayo lanjutkan perjalanan!’

Kami meneruskan perjalanan hingga sampai pada sungai dari darah. Di dalamnya ada lelaki berdiri dan di tengah sungai ada lelaki membawa batu. Ia mengahadap lelaki yag ada di dalam sungai hendak keluar ia melemparnya dengan batu pada mulutnya hingga kembali ke dalam sungai seperti sedia kala.

Aku bertanya, ’Apa ini ?’

Kedua lelaki itu berkata, ’Ayo lanjutkan perjalanan!’

Kami meneruskan hingga sampai di taman yang hijau. Di dalamnya ada pohon yang besar. Di bawahnya ada orang tua dan anak-anak kecil. Tiba-tiba ada lelaki dekat dengan pohon itu membawa api dan menyalakannya. Kedua lelaki itu membawaku naik ke pohon dan memasukkanku pada sebuah rumah yang tidak pernah kulihat sama sekali ada yang lebih baik darinya. Di dalamnya ada orang tua dan anak-anak kecil. Kedua lelaki itu membawaku naik dan memasukkan aku pada rumah yang lebih baik dan lebih utama dari rumah sebelumnya.

Aku katakan,’kalian berdua telah membawaku berkeliling malam ini. Kabarkalah padaku apa yang telah aku lihat!’

Keduanya menjawab,’Baik.’

’yang kau lihat dihancurkan rahangnya adalah seorang pendusta. Ia berbicara kedustaan. Kedustaan itu terus dibebankan padanya sampai setinggi ufuk. Ia akan disiksa demikian sampai kiamat.

Sedangkan orag yang diremuk kepalanya adalah orang yang diajari Allah al-Qur’an. Ia tidur tdak membacanya pada waktu malam da tidak mengamalkannya pada waktu siang. Ia disiksa demikian sampai hari kiamat.

Adapun yang kau lihat dalam lubang, mereka adalah para pezina. Yang kau lihat di sungai adalah para pemakan riba.

Sedangkan orang tua yang ada di bawah pohon adalah nabi ibrahim da anak-anak kecil yang disekitarnya adalah anak-anak manusia. Rumah yang pertama adalah rumah orang-orang yang beriman umunya. Adapun rumah ini adalah rumah para syuhada.

Dan aku adalah jibril. Ini adalah mikail. Sekarang angkatlah kepalamu!’

Aku lalu mengangkat kepalaku. Tiba-tiba aku melihat istana seperti awan.

Keduanya berkata,’itu adalah rumahmu.’

Aku berkata,’perkenankan aku memasuki rumahku!’

Jibril berkata, ’ kau masih memiliki sisa umur yang belum kau lalui dengan sempurna. Jika kau telah melewatinya dengan sempurna maka kau akan memasuki rumahmu’.”

Read More…

Pengorbanan anak kecil

Kisah ini terjadi di Palestina. Pada waktu perang salib atara pasukan kaum muslimin. Pasukan salib yang berasal dari berbagai penjuru Eropa datang ke palestina, memerangi kaum muslimin disana. Di palestina ada sebuah keluarga miskin terdiri atas seorang ibu da anaknya. Ibunya berkata pada anaknya, ”pasukan salib telah menguasai daerah kita dan merampas kekayaan kita. Kita tidak memiliki apa-apa lagi kecuali seekor kambing. Anakku, ibu minta kau mau merawatnya dengan baik. Karena itulah harta kita satu-satunya !” Sang anak membawa kambingnya ke tempat pengembalaan yang subur. Dan membiarkan kambing itu makan rumput-rumput hijau yang segar. Ketika kambingnya asyik makan, ia duduk dibawah rindangnya pohon sambil mengawasinya. Anak itu berkata pada dirinya sendiri, ”susu yang akan keluar dari kambing ini adalah satu-satunya sumber makian bagiku dan ibuku. Sebagian susu itu akan aku jual ke pasar da sebagian lagi untuk minum. Maka aku harus mengembalakannya dengan baik !” Ketika dia sedang asyik berpikir dan melamun, tiba-tiba ia mendengar derap kaki kuda. Ia melihat ke arah datangnya suara kaki kuda. Di kejauhan debu mengepul dan ia melihatada rombongan pasukan datang. Segera ia lari ke arah kambing kesayangannya dan membawanya bersembunyi ke semak-semak yang rimbun. Anak itu dari balik semak melihat pertempuran yang sengit. Sekelompok pasukan salib sedang mengejar-ngejar pasukan kaum muslimin. Anak itu terus menunggu sampai pasuka itu menjauh. Lalu ia menuntun kambinya menuju rumah untuk melihat keadaan ibunya. Saat ia sudah dekat dengan rumahnya, ia melihat seorang tentara muslim sedang memapah temannya yang sakit. Tentara itu meminta anak seteguk air untuk minum. Anak itu tidak meemukan air dirumahnya kecuali sedikit dan tidak cukup untuk minum. Anak tu berpikir cepat. Ia kembali kerumahnya mengambil mangkuk. Lalu memerah susu kambingnya dan memberikan susu itu pada kedua tentara. Ketika dirasa masih kurang ia kembali memerah susu kambingnya sampai keduanya cukup minum. Kedua tentara itu mengucapkan terima kasih padanya denga suara terbata-bata. ”Allah memberkatimu, anakku... kau telah menyelamatkan nyawaku!” keduanya lalu pamit. Sang anak masukke dalam rumahnya. Sang ibu marah melihat apa yang dilakukan anaknya, ”apa yang kau lakukan anakku ? kau telah memeras semua isi susu kambing kita dan kau berikan pada dua tentara itu. Dan tidak kau tinggalkan untuk kita sama sekali!” Sang anak berkata halus pada ibunya, ”ummi, kita sabar sebentar. Tak lama lagi susu kambing itu akan terisi kembali. Ummi, aku tidak sanggup membiarkan tentara terluka itu mati kehausan!” Bulan berganti bulan. Kaum muslimin dibawah pimpian sultan shalahuddin Al-ayyubi akhirnya memenangkan peperangan. Tatkala anak itu sedang bermain di depan rumahnya ia melihat ada dua orang berjalanke arahnya. Keduanya menggiring kambing yang cukup banyak jumlahnya. Salah seorang dari keduanya berkata, ”anak yang saleh, ini kambing jumlahnya 40 ekor. Semuanya dihadiahkan untukmu dari komandan kami. Kau telah berjasa menyelamatkan nyawanya!” ” tetapi aku tidak melakukan hal yag pantas untuk menerima hadiah sebanyak ini Tuan.” sahut si anak. ”Bahkan kau telah berjasa besar sekali. Kau telah meyelamatkan nyawa salah seorang komandan kepercayaan sultan shalahuddin al-ayyubi. Secara tidak langsung kau telah ikut andil dalam kemenangan kaum muslimin.” Dua tentara itu menyalami anak itu dengan hangat lalu berpamitan. Ketika kedua tentara itu melangkah pergi sang ibu keluar dari rumah. Ia langsung mendekap anaknya dengan penuhkasih sayang seraya berkata,”aku telah mendengar semua percakapan kalian anakku. Segala puji bagi Allah yang telah megganti harta kita yang hilang!” ”Amal kebaikan tidak pernah hilang, Ummi.” jawab sang anak lirih. Read More…

Jumat, 26 September 2008

Karna mimpi melihat neraka

Pada zaman rasulullah saw, jika para sahabat yag mulia bermimpi, iasanya mereka akan mengaduka dan menceritakan kepada baginda rosul. Suatu malam, seorang sahabat nabi yang masih remaja bernama Abdullah bin Umar ra, pergi ke masjid abawi. Dia membaca al-Qur’an samapi kelekahan. Setelah cukup lama membaca al-Qur’an, dia hendak tidur.

Seperti biasa, sebelum tidur dia menyucikan diri denga cara berwudhu, baru kemudian merebahkan bada dan berdoa, ”Bismika Allahumma ahya wa bismika amutu,’ ya Allah, dengan menyebut nama-Mu aku hidup da dengan meyebut nama-Mu aku mati.”

Demikianlah, Baginda Rasul menutunnya cara tidur yag baik. Sehingga, dalam tidur pun, malaikat masih mencatatnya sebagai orang yang tidak lalai. Dengan menyucikan diri, ruh orang yang tidur akan mendapatkan hikmah dan siraman doa para malaikat.

Sasmbil pelan-pelan memejamkan mata, Abdullah bi Umar terus bertasbih meneybut nama Allah hingga akhirnya terlelap. Di dalma tidurnya yang nyenyak dia bermimpi.

Dalam mimpinya, dia berjumpa dengan dua malaikat. Tanpa berkata apa-apa, dua malaikat itu memegag kedua tangannya da membawanya ke neraka. Dalam mimpinya, neraka itu bagai sumur yang menyalakan api berkobar-kobar. Luar biasa panasnya. Di dalam neraka itu, dia melihat orang-orang yang telah dikenalnya. Mereka terpanggang dan menanggung siksa yang tiada tara pedihnya.

Menyaksika neraka yang mengerikan da menakutkan itu, Abdullah bin Umar seketika berdoa,”A’udzubillah minannar! Aku berlidung kepada Allah dari api neraka.”

Setelah itu, Abdullah bertemu denga malaikat lain.

Malaikat itu berkata, ”kau belum terjaga dari api neraka!”

Pagi harinya, Abdullah bin Umar menangis mengingat mimpi yang dialaminya. Lalu, dia pergi ke rumah Hafsah binti Umar, istri rasulullah saw. Dia menceritakan perihal mimpiya itu dengan hati yang cemas.

Setelah itu. Hafsah menemui baginda nabi da menceritaka mimpi saudara kandungnya ada beliau.

Seketika itu, beliau bersabda, ”sebaik-baik lelaki adalah Abdullah bin Umar kalau dia melakukan shalat malam!”

Mendengar sabda nabi itu. Hafsah bergembira.

Dia langsung menemui adiknya, Abdullah bin Umar dan berkata,” Nabi mengatakan bahwa kau adalah sebaik-baik lelaki jika kau mau shalat malam. Dalam mimpimu itu, malaikat yang terakhir kau temui mengatakan bahwa kau belum terjaga dari api neraka. Itu karena kau tidak melakukan shalat tahajjud. Jika kau ingin terselamatkan dari api neraka, dirikanlah shalat tahajjud setiap malam. Jangan kau sia-siaka waktu sepertiga malam; waktu ketika Allah memanggil-manggil hamba-Nya; waktu ketika Allah mendengar doa hamba-Nya.

Sejak itu, Abdullah bin Umar tidak perah meninggalkan shalat tahajud sampai akhir hayatnya. Bahkan, kerap kali dia menghabiskan waktu malamnya untuk shalat da menangis dihadapan Allah Swt. Setiap kali mengingat mimpinya itu, dia menangis. Dia berdoa kepada Allah agar diselamatkan dari api neraka.

Apalagi jika dia juga ingat sabda baginda abi saw,”sesungguhnya penghuni neraka paling ringan siksanya pada hari kiamat adalah seseorang yang diletakkan pada kedua telapak kakinya bara api yang membuat otaknya mendidih. Dia merasa tidak ada orang lain yang lebih berat siksanya daripada dia. Padahal, sesungguhnya siksa yang ia terima adalah siksa yang paling ringan dalam neraka.”

Dia berusaha sekuat tenaga untuk beribadah kepada Allah, mencari ridah Allah, agar termasuk hamba-hamba-Nya yang terhindar dari siksa neraka dan memperoleh kemenangan di surga.

Akhirnya, dia bisa merasakan betapa ikmatnya shalat tahjjud. Betapa agung keutamaan shalat tahajud. Tidak ada yang lebih indah dari saat-saat ia sujud dan menangis kepada Allah pada malam hari.

Read More…

Kalimat pengusir maksiat

Seorang ulama terkemuka, Imam Sahl bin Abdullah Al-Tastari menuturkan kisah dirinya, “ketika berumur 3 tahun, aku ikut pamanku yaitu Muhammad bi Sanwar untuk melakukan qiyamullail. Aku melihat cara shalat pamanku dan aku meniru gerakannya.

Suatu hari, paman berkata kepadaku, ’Apakah kau megingat Allah yag menciptakanmu ?’

Aku menukas, ‘bagaimana caranya aku mengingatnya ?’

Beliau menjawab, ‘anakku, jika kau berganti pakaian dan ketika hendak tidur, katakanlah 3 kali dalam hatimu, tanpa menggerakkan lisanmu, ‘Allahu ma’i…Allahu naadhiri…Allahu syahidi!’ (artinya, Allah bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksika aku!)

Aku menghafalkan kalimat itu, lalu megucapkannya bermalam-malam. Kemudian aku menceritakan hal ini kepada paman.

Pamanku berkata, ‘mulai sekarang ucapkan zikir itu sepuluh kali setiap malam.’

Aku melakukannya, aku resapi maknanya dan aku merasakan ada kenikmatan dalam hatiku. Pikiran terasa terang, aku merasa senantiasa bersama Allah Swt.

Satu tahun setelah itu, paman berkata, ’jagalah apa aku ajarkan kepadamu, dan langgengkanlah sampai kau masuk kubur. Zikir itu akan bermanfaat bagimu dunia akhirat.

Lalu, pamanku berkata, ’hai Sahl, orag yang merasa selalu disertai Allah, dilihat Allah, dan disaksikan Allah, akankah dia melakuka maksiat ?’

Read More…